Rahasia Sukses Pemasar
Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Blink, menceritakan tentang seorang penjual mobil yang sukses. Orang tersebut bernama Bob Golomb. Sang Direktur penjualan keagenan Nissan Flemington tersebut biasa mengenakan setelan jas hitam dengan model konservatif sehingga sepintas seperti manajer bank atau pialang saham. Sejak terjun ke bisnis mobil lebih dari satu dasawarsa, Golomb telah menjual mobil rata-rata sekitar dua puluh mobil per bulan, yakni lebih dari dua kali hasil penjualan rata-rata penjual mobil lain. Di meja kerjanya, Golomb memajang lima bintang emas yang diberikan oleh perusahaan sebagai penghargaan atas kinerjanya.
Rahasia sukses Golomb ada tiga, yaitu pertama, beri perhatian kepada pelanggan. Kedua, beri perhatian kepada pelanggan. Ketiga, beri perhatian kepada pelanggan. Jika Anda membeli mobil kepada Bob Golomb, ia akan menelpon Anda esok harinya, memastikan bahwa segala sesuatunya beres.
Jika Anda datang ke tokonya tetapi belum membeli apapun, ia akan menelpon esok harinya, hanya untuk mengucapkan terima kasih karena sudah berkunjung. “Anda harus selalu menampilkan mimik wajah terbaik, bahkan ketika pengalaman Anda sendiri buruk. Anda melupakan dahulu masalah-masalah Anda. Bahkan kalau situasi di rumah sangat tidak menyenangkan, Anda harus tetap memberikan yang terbaik kepada pelanggan Anda “ kata Bob Golomb.
Rahasia terakhir dari Golomb adalah ia tidak menilai orang berdasarkan penampilan. Ia mengandaikan bahwa siapapun yang datang ke ruang pamernya mempunyai peluang persis sama untuk membeli mobil. “Anda tidak boleh salah menilai orang bisnis ini” katanya berulang-ulang. “Buruk sangka sama saja dengan bunuh diri. Anda harus mengusahakan yang terbaik bagi tiap orang. Seorang penjual yang masih hijau ketika melihat seorang calon pembeli bisa berkata: Orang ini mustahil mampu membeli mobil. Pada hal ini kesalahan paling buruk bagi seorang penjual, sebab kadang-kadang justru sebaliknya. Saya mempunyai pelanggan petani, yang selama sekian tahun telah membeli bermacam-macam mobil dari saya.
Kami cukup membuat kesepakatan cukup dengan jabat tangan, lalu memberi saya pecahan seratus dolar sambil berkata: Tolong antarkan ke desa saya. Kami bahkan tidak harus menulis surat pemesanan. Sekarang, jika Anda melihat orang ini, dengan baju petaninya yang belepotan kotoran sapi, Anda mungkin berpendapat ia tak mampu membeli mobil. Padahal dalam kenyataan ia justru mampu membayar dengan kontan. Atau kadang-kadang ketika yang datang ke ruang pamer seorang anak remaja, Anda boleh jadi tak menganggapnya serius. Padahal, malam harinya sang remaja mungkin kembali bersama ibu dan ayahnya, untuk memutuskan pembelian sebuah mobil” kata Bob Golomb.
No comments:
Post a Comment